| entrada | Llibre del Tigre | sèrieAlfa | varia | Berliner Mauer |

 

 

 

 

 

[Sapardi Djoko Damono (Surakarta, Java Central, 1940-)]

 

Bola Lampu

Light Bulb

 

 

 

BOLA LAMPU

Sebuah bola lampu menyala tergantung dalam kamar. Lelaki
           itu menyusun jari-jarinya dan bayang-bayangnya
           tampak bergerak di dinding; “Itu kijang,” katanya.
           “Hore!” teriak anak-anaknya, “sekarang harimau!”
“Itu harimau.” Hore! “Itu gajah, itu babi hutan, itu kera . . .”

Sebuah bola lampu ingin memejamkan dirinya. Ia merasa
           berada di tengah hutan. Ia bising mendengar hingar-
           bingar kawanan binatang buas itu. Ia tiba-tiba merasa
           asing dan tak diperhatikan.

 


[De Akuarium, Puisi Indonesia, Jakarta, 1974]

 

 

LIGHT BULB


A hanging light bulb burns bright in the room. The man
           entwines his fingers and their shadows move
           on the wall; “That’s a deer,” he says.
           “Hooray!” shout the children. “Now a tiger!”
“Here’s a tiger.” Hooray! “Now an elephant, a wild boar, a monkey . . .”

A light bulb wants to turn itself off. It feels as if
           it were in the middle of a jungle. It hears
           the clamour of the beasts. Suddenly it feels
           alien and uncared for.
 


[Translation: 2009, Hasif Amini and Sapardi Djoko Damono]

| entrada | Llibre del Tigre | sèrieAlfa | varia | Berliner Mauer |